Yā ayyuhal-lażīna āmanū lima taqūlūna mā lā taf‘alūn(a).
2. Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
Tafsir Ringkas : Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya! Mengapa kamu mengatakan secara terbuka di hadapan orang banyak atau secara tertutup sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Apakah kamu merasa tidak bersalah melakukannya?
Tafsir Tahlili: (2) Setelah Allah menerangkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya, ia mengingatkan kaum Muslimin akan kekurangan-kekurangan yang ada pada mereka, yaitu mereka mengatakan suatu perkataan, tetapi mereka tidak merealisasikan atau mengerjakannya. Di antaranya, mereka berkata, “Kami ingin mengerjakan kebajikan-kebajikan yang diperintahkan Allah,” tetapi jika datang perintah itu, mereka tidak mengerjakannya.
Ada dua macam kelemahan manusia yang dikemukakan ayat ini, yaitu:
1. Ketidaksesuaian antara perkataan dan perbuatan mereka. Kelemahan ini kelihatannya mudah diperbaiki, tetapi sukar dilaksanakan. Sangat banyak manusia yang pandai berbicara, suka menganjurkan suatu perbuatan baik, dan mengingatkan agar orang lain menjauhi larangan-larangan Allah, tetapi ia sendiri tidak melaksanakannya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abb±s bahwa Abdull±h bin Raw±hah berkata, “Para mukmin pada masa Rasulullah sebelum jihad diwajibkan berkata, “Seandainya kami mengetahui perbuatan-perbuatan yang disukai Allah, tentu kami akan melaksanakannya.” Maka Rasulullah menyampaikan bahwa perbuatan yang paling disukai Allah ialah beriman kepada-Nya, berjihad menghapuskan kemaksiatan yang dapat merusak iman, dan mengakui kebenaran risalah yang disampaikan Nabi-Nya. Setelah datang perintah jihad, sebagian orang-orang yang beriman merasa berat melakukannya. Maka turunlah ayat ini sebagai celaan akan sikap mereka yang tidak baik itu.
2. Tidak menepati janji yang telah mereka buat. Suka menepati janji yang telah ditetapkan merupakan salah satu ciri dari ciri-ciri orang-orang yang beriman. Jika ciri itu tidak dipunyai oleh orang yang mengaku beriman kepada Allah dan rasul-Nya, berarti ia telah menjadi orang munafik.
Rasulullah saw bersabda:
ﺁيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ئْتُمِنَ خَانَ. (رواه البخاري ومسلم)
Tanda orang munafik ada tiga macam: bila berkata, ia berdusta, bila berjanji, ia menyalahi janjinya, dan bila dipercaya, ia berkhianat. (Riwayat al-Bukh±r³ dan Muslim);Namun tidak berarti bahwa orang-orang tidak boleh mengatakan kebenaran bila ia sendiri belum mampu melaksanakannya. Mengatakan kebenaran wajib, sedangkan melaksanakannya tergantung kemampuan. Allah berfirman:
فَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا وَاَنْفِقُوْا خَيْرًا لِّاَنْفُسِكُمْۗ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ١٦
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (at-Tag±bun/64: 16)