٦
يُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَيُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِۗ وَهُوَ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
Yūlijul-laila fin-nahāri wa yūlijun-nahāra fil-lail(i), wa huwa ‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
6. Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
Tafsir Ringkas : Di antara tanda kekuasaan Allah adalah pergantian waktu. Dia memasukkan sebagian waktu malam ke dalam siang sehingga waktunya lebih panjang saat musim panas, dan memasukkan siang ke dalam malam sehingga waktunya lebih lama saat musim dingin. Dia mengatur semua yang ada dan Dia Maha mengetahui segala isi hati, baik yang kemudian diungkapkan maupun yang terus disembunyikan.
Tafsir Tahlili: (6) Pada ayat ini Allah menerangkan, bahwa Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan yang dikehendaki-Nya. Kadang-kadang siang lebih panjang dari malam, kadang-kadang malam lebih panjang dari siang serta kadang-kadang sama panjangnya.
Dijadikan-Nya musim panas, musim dingin, musim semi dan musim gugur, yang bermanfaat bagi hamba-Nya, dan sesuai dengan rencana-Nya. Dia-lah yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi sampai kepada benda yang paling kecil dan Dia juga mengetahui apa yang tergerak dalam hati dan keinginan hamba-Nya sebagaimana Ia dapat mengetahui perbuatan-perbuatan mereka yang baik dan yang buruk.
Dengan demikian, Allah mendorong kita untuk berpikir secara mendalam dan teliti segala yang bermanfaat secara sungguh-sungguh, kemudian bersyukur atas karunia dan nikmat yang telah dianugerahkan-Nya yang memberikan keberuntungan bagi kita di dunia dan di akhirat.