٣٩
فَتَوَلّٰى بِرُكْنِهٖ وَقَالَ سٰحِرٌ اَوْ مَجْنُوْنٌ
Fa tawallā biruknihī wa qāla sāḥirun au majnūn(un).
39. Kemudian, dia (Fir‘aun) bersama bala tentaranya berpaling dan (Fir‘aun) berkata, “(Dia adalah) seorang penyihir atau orang gila.”
Tafsir Ringkas : Fir’aun melihat mukjizat itu, tetapi dia bersama bala tentaranya berpaling dan dengan angkuh menolak ajakan Nabi Musa karena merasa dirinya berkuasa dan memiliki harta berlimpah. Dia berpaling dan berkata, “Dia, yaitu Nabi Musa, adalah seorang pesihir yang tidak mengenal kemampuan orang lain atau orang gila yang berbuat sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu.”
Tafsir Tahlili: (39) Namun, Firaun menolak ajaran Musa dan membangkang seraya mengatakan bahwa apa yang dibawa oleh Musa itu adalah kebohongan belaka. Penolakan Firaun dilakukannya dengan berbangga atas bala tentaranya, pengawalnya, menteri-menterinya, kekuatan dan kekuasaannya sambil berkata, “Sesungguhnya Musa itu tukang sihir yang ahli atau orang gila.” Ucapan Firaun seperti itu diungkapkan dalam Al-Qur'an:
قَالَ اِنَّ رَسُوْلَكُمُ الَّذِيْٓ اُرْسِلَ اِلَيْكُمْ لَمَجْنُوْنٌ ٢٧
Dia (Firaun) berkata, “Sungguh, rasulmu yang diutus kepada kamu benar-benar orang gila.” (asy-Syuar±'/26: 27);Firaun bermaksud agar kaumnya menolak seruan Musa, sehingga mereka tidak memperhatikan serta memikirkan apa yang telah diserukan. Hal ini disebabkan Firaun takut kehilangan pengaruhnya, dan keruntuhan kekuasaannya, serta takut akan kehilangan kekayaan, wibawa dan kedudukannya.