٩
اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۚ فَاللّٰهُ هُوَ الْوَلِيُّ وَهُوَ يُحْيِ الْمَوْتٰى ۖوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
amittakhażụ min dụnihī auliyā`, fallāhu huwal-waliyyu wa huwa yuḥyil-mautā wa huwa 'alā kulli syai`ing qadīr
9. Atau mereka mengambil pelindung-pelindung selain Dia? Padahal Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya). Dan Dia menghidupkan orang yang mati, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang musyrik Mekah telah mengambil pelindung selain Allah untuk menolong mereka dalam hal-hal yang memerlukan pertolongan. Mereka telah sesat, karena mereka mengambil makhluk sebagai pelindung yang tak dapat mendatangkan manfaat atau menolak bencana bagi dirinya apalagi bagi yang lain. Kalau mereka menghendaki pelindung yang benar dan sesungguhnya, yang dapat mendatangkan manfaat dan menolak bencana, tentunya mereka akan memilih Allah sebagai pelindung mereka, Tuhan Yang Mahakuasa atas yang demikian itu, Tuhan yang menghidupkan dan mematikan. Tuhan yang akan membangkitkan mereka kelak di akhirat, dan mestinya mereka tidak akan memilih makhluk yang lemah dan tidak berdaya sebagai pelindung mereka, sebagaimana firman Allah:
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah. (al-hajj/22: 73)