٦
وَانْطَلَقَ الْمَلَاُ مِنْهُمْ اَنِ امْشُوْا وَاصْبِرُوْا عَلٰٓى اٰلِهَتِكُمْ ۖاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ يُّرَادُ ۖ
wanṭalaqal-mala`u min-hum animsyụ waṣbirụ 'alā ālihatikum inna hāżā lasyai`uy yurād
6. Lalu pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata), “Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki.
Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa pemimpin-pemimpin Quraisy itu pergi dari rumah Abu thalib setelah terbungkam oleh jawaban Rasul, sebagaimana dijelaskan dalam sebab nuzul di atas. Mereka mengetahui Muhammad berkeras hati membela agama. Itulah sebabnya mereka tidak mempunyai harapan lagi untuk melunakkan hati Muhammad dengan perantaraan pamannya. Mereka berunding apa yang seharusnya dilakukan, dan memeras otak untuk mendapatkan penyelesaian. Akhirnya mereka memutuskan untuk memperkokoh keyakinan pengikut-pengikutnya untuk tetap dengan keyakinan mereka dan tetap menyembah tuhan-tuhan mereka.
Di akhir ayat, Allah mengungkapkan perkataan para pemimpin Quraisy itu kepada pengikut-pengikutnya, bahwa menyembah berhala-berhala itulah yang sebenarnya dikehendaki oleh Allah.