Clock Magic Wand Quran Compass Menu
 

Juz

◇ Al-'Ankabut◇

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Qs 29:3
Surah Icon ٣
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ
Wa laqad fatannal-lażīna min qablihim falaya‘lamannallāhul-lażīna ṣadaqū wa laya‘lamannal-kāżibīn(a).
3. Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta.
Tafsir Ringkas : Dan apakah mereka menduga demikian, padahal sungguh, Kami bersumpah bahwa Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, yaitu sebelum umat Nabi Muhammad, dengan tugas-tugas keagamaan dan bermacam nikmat dan cobaan, agar tampak perbedaan antara orang-orang yang benar-benar beriman dan berdusta sesuai dengan apa yang diketahuinya berdasarkan ilmu-Nya yang azali. Maka sesungguhnya Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dalam keimanannya dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.

Tafsir Tahlili: (3) Orang-orang yang beriman dan berpegang teguh dengan keimanannya akan menghadapi berbagai macam penderitaan dan kesulitan. Mereka sabar dan tabah menahan penderitaan itu. Umpamanya Bani Israil yang beriman, telah diuji Allah dengan berbagai macam siksaan yang dijatuhkan Fir‘aun kepadanya. Umat Nabi Isa yang beriman juga tidak luput dari azab dan kesengsaraan. Semuanya menjadi contoh dan pelajaran bagi umat beragama Islam ini. Dalam sebuah hadis Nabi saw dijelaskan:
عَنْ خَبَّابِ بْنِ اْلأَرَتِّ قَالَ شَكَوْنَا ِالَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً لَهُ فِى ظِلِّ الْكَعْبَةِ، فَقُلْنَا اَلاَ تَسْتَنْصِرُنَا؟ َالاَ تَدْعُو لَنَا؟ فَقَالَ: قََدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ لَهُ فِى اْلاَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيْهَا فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوْضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُجْعَلُ نِصْفَيْنِ وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيْدِ مَا دُوْنَ لَحْمِهِ وَعَظْمِهِ فَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِيْنِهِ وَاللهِ لَيَتِمَّنَّ هَذَا اْلاَمْرُ حَتَّى يَسِيْرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءِ اِلَى حَضْرَمَوْتَ لاَ يَخَافُ اِلاَّ اللهَ وَ الذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُوْنَ (رواه البخاري)
Diriwayatkan oleh Khabb±b bin al-Aratt bahwa ia berkata, “Kami mengadukan kepada Rasulullah yang dalam keadaan tidur beralaskan sorbannya di sisi Ka‘bah, kami mengatakan (bahwa kami menderita berbagai macam siksaan berat dari kaum musyrikin). Apakah kamu tidak akan menolong kami wahai Rasulullah, dengan cara engkau berdoa untuk keselamatan kami dari siksaan tersebut? Rasulullah menjawab, “Orang-orang sebelum kamu juga mengalami hal seperti ini, bahkan lebih hebat lagi. Seseorang yang karena keimanannya yang membaja kepada Tuhan ia dihukum, dan digali lubang khusus untuknya. Diletakkan gergaji di atas kepalanya. Kemudian gergaji itu diturunkan perlahan-lahan, sehingga tubuh orang tersebut terbelah dua. Ada pula yang badannya disisir dengan sisir besi runcing yang sudah dipanaskan. Namun mereka tidak mau mundur dari keyakinan agamanya. Demi Allah, agama ini pasti akan kutegakkan jua, sehingga amanlah musafir yang sedang dalam perjalanan dari ¢an‘±' ke Hadramaut. Mereka tidak takut kecuali hanya kepada Allah, walaupun serigala-serigala mengelilingi binatang ternaknya. Tetapi kamu terlalu ingin cepat berhasil.” (Riwayat al-Bukh±r³);عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُوْعَكُ فَوَضَعْتُ يَدِيْ عَلَيْهِ، فَوَجَدْتُ حَرَّهُ بَيْنَ يَدَيَّ فَوْقَ اللِّحَافِ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا أَشَدَّهَا عَلَيْكَ قَالَ: إِنَّا كَذَلِكَ يُضَعَّفُ لَنَا الْبَلاَءُ وَيُضَعَّفُ لَنَا اْلاَجْرُ قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً؟ قَالَ: اْلاَنْبِيَاءُ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ الصَّالِحُوْنَ (رواه ابن ماجه)
Diriwayatkan dari Abi Sa‘³d al-Khudr³ bahwa dia berkata, “Saya memasuki rumah Rasulullah dan menjumpai beliau sedang tidak enak badan (demam). Saya meletakkan tangan di atas selimut beliau. Maka saya dapati rasa panas di atas selimut beliau. Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, alangkah hebatnya panas ini.’ Rasulullah menjawab, ‘Ya memang begitu. Kita sedang ditimpa cobaan yang berlipat ganda datangnya, tetapi pahalanya pun berlipat ganda diberikan Allah kepada kita.’ Saya bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat penderitaan yang dialaminya?’ Beliau menjawab, ‘Nabi-nabi.’ Saya bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, lalu siapa lagi?’ ‘Orang-orang yang saleh,’ jawab beliau.” (Riwayat Ibnu M±jah);Keterangan Rasulullah demikian diperkuat oleh ayat yang berbunyi:;وَكَاَيِّنْ مِّنْ نَّبِيٍّ قَاتَلَۙ مَعَهٗ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌۚ فَمَا وَهَنُوْا لِمَآ اَصَابَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَا اسْتَكَانُوْا ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ ;Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. (²li ‘Imr±n/3: 146) ;Dengan beraneka ragam penderitaan itulah, Allah mengetahui siapakah yang betul-betul sempurna keimanannya, dan siapa pula yang menutupi kepalsuannya dengan sikap beriman. Allah akan membalas masing-masing mereka itu dengan apa yang pantas baginya. Ringkasnya, Allah melarang manusia berprasangka bahwa ia diciptakan dengan percuma begitu saja. Justru Allah akan menguji setiap manusia, untuk menentukan siapakah yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah. Derajat tersebut tidak mungkin diperoleh kecuali dengan menempuh ujian yang berat.
Hidup ini memang penuh dengan perjuangan, baik kita enggan atau senang menghadapinya. Semakin tinggi tingkat kesabaran, makin tinggi pula kemenangan dan pengajaran yang akan diperoleh. Itulah sunah Allah yang berlaku bagi umat dahulu dan sekarang.