١٥
اِذْ تَلَقَّوْنَهٗ بِاَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُوْلُوْنَ بِاَفْوَاهِكُمْ مَّا لَيْسَ لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ وَّتَحْسَبُوْنَهٗ هَيِّنًاۙ وَّهُوَ عِنْدَ اللّٰهِ عَظِيْمٌ ۚ
iż talaqqaunahụ bi`alsinatikum wa taqụlụna bi`afwāhikum mā laisa lakum bihī 'ilmuw wa taḥsabụnahụ hayyinaw wa huwa 'indallāhi 'aẓīm
15. (Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.
Ayat ini menerangkan bahwa andaikata bukan karena karunia dan rahmat Allah, pasti mereka yang menyebarkan berita bohong itu akan ditimpa azab; penyebaran berita bohong melalui berbagai cara, yaitu pertama, mereka itu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut lalu berbincang-bincang tentang hal itu, kemudian turut menyebarluaskannya sehingga tidak satu rumah atau suatu tempat pertemuan yang luput dari berita bohong itu; kedua, mereka turut mempercakapkan suatu berita bohong yang mereka tidak tahu sama sekali seluk beluknya; ketiga, mereka menganggap enteng saja berita bohong itu, seakan-akan tidak berarti, padahal berita bohong itu adalah suatu hal yang sangat buruk akibatnya dan dosa besar di sisi Allah. Allah berfirman:
Sesungguhnya (terhadap) orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan azab yang menghinakan bagi mereka. (al-Ahzab/33: 57)