١٨
بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهٗ فَاِذَا هُوَ زَاهِقٌۗ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُوْنَ
Bal naqżifu bil-ḥaqqi ‘alal-bāṭili fa yadmaguhū fa iżā huwa zāhiq(un), wa lakumul-wailu mimmā taṣifūn(a).
18. Sebaliknya, Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu (yang hak) itu menghancurkannya. Maka, seketika itu ia (yang batil) lenyap. Celakalah kamu karena kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya).490)
Tafsir Ringkas : Sebenarnya Kami, dengan mengutus nabi dan rasul, serta menurunkan wahyu, Al-Qur’an, hendak melemparkan dan melenyapkan ajaran yang batil dengan menampilkan ajaran yang hak, kebenaran di tengah-tengah manusia; lalu yang hak itu menghancurkannya, ajaran yang batil. Jika manusia beriman kepada Allah, nabi dan rasul, serta memegang teguh ajaran Allah dan mengamalkannya secara murni dan konsekuen, maka seketika itu ajaran yang batil itu akan lenyap. Dan celaka kamu, wahai orang-orang kafir, karena kamu menyifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya, terutama dengan menuduh Allah memiliki istri dan anak.
Tafsir Tahlili: (18) Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia menghancurkan kebatilan dengan kebenaran, sehingga kebenaran itu menghancurkan kebatilan tersebut, sampai lenyap sama sekali. Yang dimaksud dengan kebatilan di sini ialah sifat-sifat dan perbuatan yang sia-sia dan tidak berguna, termasuk sifat main-main dan berolok-olok. Sedang yang dimaksud dengan kebenaran di sini, ialah sifat-sifat dan perbuatan yang bersungguh-sungguh dan bermanfaat.
Pada akhir ayat ini Allah memberikan peringatan keras kepada kaum kafir, bahwa azab dan malapetaka disediakan untuk mereka, karena mereka telah menghubungkan sifat-sifat yang jelek kepada Allah yaitu sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya, misalnya bermain-main dalam menciptakan makhluk-Nya, Allah mempunyai anak, istri, dan lain-lainnya.