٥
وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ
wa innī khiftul-mawāliya miw wara`ī wa kānatimra`atī 'āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā
5. Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu,
Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap orang-orang yang akan mengendalikan dan memimpin umatku, karena tidak ada seorang pun yang dapat dipercaya di antara mereka itu, oleh sebab itu aku mohon dianugerahi seorang anak. Walaupun istriku mandul dan aku sendiri telah sangat tua, tetapi hal ini tidak menyebabkan aku berputus asa, karena percaya atas kebijaksanaan dan kekuasaan Allah Yang Mahaagung. Berputus asa memang dilarang oleh Allah, seperti pada beberapa firman-Nya, yaitu:
"¦dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir." (Yusuf/12: 87)
Dan firman Allah:
"Dia (Ibrahim) berkata, "Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang yang sesat." (al-hijr/15: 56)